Selasa, 25 Oktober 2011

Cara Menghindari Sifat Munafik



Munafik merupakan sifat tercela yang tidak disenangi oleh إﷲ, oleh karena itu kita harus mencoba untuk menghindari sifat tersebut. 
ﺍﻠﻟﻪ, sifat ini juga menyebabkan hubungan antara sesame kita jadi rusak. Berikut beberapa cara yang dapat kita lakukan agar terhindar dari sifat munafik :

1. Berusaha mendekatkan diri kepada إﷲ

kalau kita telah terbiasa dekat dengan إﷲ, maka kita bisa lebih kuat melindungi diri dari godaan syetan yang akan membujuk kita kepada hal-hal tercela, termasuk sifat munafik ini. Tentu perwujudannya dengan rajin beribadah kepada-Nya agar keimanan bertambah.

2. Membiasakan diri dalam keadaan  berwudhu’

 hal ini dapat kita upayakan agar terhindar dari tipu daya syetan/nafsu.

3. Memperbaiki setiap keburukan dengan berbuat baik kepada orang lain.

contohnya dengan senantiasa memuhasabahi diri , karena jika kita mengingat keburukan diri, maka kita akan malu dan berusaha menghindari sifat buruk tersebut.

4. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa-dosa mulai dari yang kecil-besar.

karena kita tidak boleh menyepelekan azab إﷲ.

5. Senantiasa takut kepada إﷲ dan menjalin silaturrahim sesama teman.

sesuai dengan hadits Rasulullah :  ﺇﺘﻗﻮﺍﷲ ﻮﺼﻠﻮﺍﺮﺣﺎ ﻤﻜﻡ
     Artinya : ”Takutlah kalian semua kepada إﷲ dan sambunglah ikatan
  silaturrahim.
    Jadi, tidak cukup saja hubungan kita dengan إﷲ tetapi juga harus disertai dengan hubungan sesama manusia. Dan jika silaturrahim diantara sesama sudah erat, maka kita tidak sanggup lagi untuk mendustai, mengingkari, ataupun mengkhianatinya. Dan kalau kita takut kepada إﷲ maka kita tidak berani untuk berbuat munafik.

6. Senantiasa mengingat kematian

karena jika kita mati dalam keadaan munafik, tentulah kita manusia yang   
     merugi.

7. Senantiasa menjaga lisan

karena di dalam hadits dikatakan : ﺃﻛﺜﺭﺧﻄﺎﻴﺎﺍﺑﻦﺁﺪﻡﻔﻰﻟﺴﺎﻨﻪ
    Artinya : “Kesalahan terbanyak bagi anak Adam adalah yaitu pada
lisannya.”

    Kebanyakan orang berbuat munafik disebabkan karena lisannya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dulu atau berfikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Kalau tidak berhati-hati, bisa jadi kita keceplosan berbohong, mengingkari janji ataupun mengkhianati seseorang.
Di dalam menjaga lisan, tentu ada beberapa upaya lagi yang harus kita lakukan, yaitu sebagi berikut :

a. Tidak mudah menguber janji; dalam artian harus melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu, apakah kita sanggup memenuhi janji atau tidak. Jika tidak, tolaklah dengan sopan, tanpa menyinggung perasaan orang lain.

b. Menghindari perilaku bergunjing; karena bergunjing terkadang membuat seseorang lupa diri, lupa waktu, yang membuat kita terkadang keceplosan mengatakan aib orang lain yang seharusnya kita jaga dengan baik.

c. Berkata seperlunya; karena kalau berkata yang tidak penting akan membuang-buang energi saja dan terkadang membuat kita berbohong dan sebagainya.

d. Bicara apa adanya, dalam artian berbicara sesuai dengan fakta, tanpa menambah, mengurangi ataupun dibuat-buat.

8. Mengingat bahwa إﷲ Maha Melihat, Mendengar, Mengetahui, dan Mengawasi kita.

dalam artian selalu merasa diawasi oleh إﷲ dimanapun kita berada. Sehingga munafik pun kita, pasti إﷲmengetahuinya. Jadi, jika kita telah merasa diawasi oleh-Nya, tentu kita tidak berani berbuat munafik. Apalagi kita tahu bahwa إﷲ sangat membenci sifat tersebut.

9. Meneladani sikap Rasulullah SAW

seperti mengucapkan ﺇﻨﺸﺂﺃﷲ   ketika berjanji, tanpa semata-mata untuk menghindari diri dari janji, tapi berarti 99,99% bermakna ‘ya.’ Karena semua yang ada di dunia ini hanya إﷲ yang menghendaki.

Seperti sikap jujur Rasul, sikap amanahnya Rasul, dan sikapnya yang tidak pernah mengingkari janji.

10. Memohon kepada إﷲ setiap saat.

untuk menguatkan keimanan kita kepada إﷲ, karena hanya Dia yang patut disembah dan dimintai pertolongan. Misalnya ketika hampir tidak sanggup lagi memikul amanah.

11. Tidak menerima amanah yang kita rasa tidak sanggup memikulnya.

karena jika kita tidak sanggup maka cenderung akan mengkhianati amanah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar